Dengue Shock Syndrom (DSS)
Shock syndrome adalah komplikasi berbahaya dari infeksi dengue dan dikaitkan dengan mortalitas yang tinggi. Dengue parah terjadi akibat infeksi sekunder dengan serotipe virus yang berbeda. Permeabilitas pembuluh darah yang meningkat, bersama dengan disfungsi miokard dan dehidrasi, berkontribusi pada perkembangan syok, dengan kegagalan multiorgan yang diakibatkannya. Awitan syok pada demam berdarah bisa dramatis, dan perkembangannya tanpa henti. Patogenesis syok pada demam berdarah adalah kompleks. Diketahui bahwa disfungsi endotel yang disebabkan oleh sitokin dan mediator kimia terjadi. Diagnosis sebagian besar klinis dan didukung oleh serologi dan identifikasi bahan virus dalam darah. Tidak ada metode khusus yang tersedia untuk memprediksi hasil dan perkembangan. Manajemen cairan yang hati-hati dan terapi suportif adalah andalan manajemen. Kortikosteroid dan imunoglobulin intravena tidak terbukti bermanfaat. Tidak ada terapi spesifik yang terbukti efektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup.
Box 1: WHO case definitions for dengue shock[1]
Features of dengue hemorrhagic fever
- Fever, or history of acute fever, lasting 2–7 days, occasionally biphasic
- Hemorrhagic tendencies, evidenced by at least one of the following
- A positive tourniquet test
- Petechiae, ecchymoses, or purpura
- Bleeding from the mucosa, gastrointestinal tract, injection sites, or other locations
- Hematemesis or melena
- Thrombocytopenia (100000/mm3 or less)
- Evidence of plasma leakage due to increased vascular permeability, manifested by at least one of the following;
- A rise in hematocrit ≥20% above the average for age, sex and population
- A drop in hematocrit following volume replacement equal to or greater than 20% of the baseline
- Signs of plasma leakage such as pleural effusion, ascites or hypoproteinemia
All four of the above PLUS evidence of circulatory failure, manifested by
- Rapid weak pulse, and
- Narrow pulse pressure (<20mmHg) OR
- Hypotension for age, and
- Cold, clammy skin, and restlessness
Referensi :
1. 2nd Edition. World Health Organization; 19977. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control.
0 komentar: